OKU Timur – Selama masa libur, setiap sekolah tentunya sudah tak ada aktivitas lagi, namun tidak di SD Negeri 19 Martapura, Kabupaten OKU Timur.
Dibalik sepinya koridor dan bangku-bangku yang rehat dari tawa ceria anak-anak, denyut pengabdian tetap berdegup. Di tempat ini, libur sekolah bukanlah jeda.
Setiap pagi semasa liburan, para guru dan staf datang dengan wajah bersahaja dan penuh semangat. Mereka tak membawa buku pelajaran, melainkan sapu, kain pel dan senyum tulus.
Mereka tak berdiri di depan kelas untuk mengajar, tapi membungkuk dengan kasih membersihkan lantai, merapikan kursi, menyeka papan tulis dan memastikan setiap sudut ruang belajar tetap harum dan rapi.

Kepala SD Negeri 19 Martapura, Diana Ekasari, S.Pd, mengatakan, pìhak sekolah sengaja menerapkan sistem piket kebersihan sejak awal libur yang melibatkan lima orang guru dan staf setiap harinya.
“Kami melakukannya bukan karena instruksi dari dinas. Ini adalah inisiatif bersama, buah dari cinta yang dalam kepada tempat kami mengabdi,” ungkapnya. Kamis, (26/6/2025).
Menurutnya, sekolah bukan lagi sekadar bangunan, ia menjelma sebagai rumah kedua bagi para pengajar serta tempat menempa masa depan.
Tampak setiap guru yang piket sibuk dengan alat kebersihannya, tak hanya menyapu dan mengepel, para guru juga merapikan perabot kelas, memastikan papan tulis bersih, hingga mengecek perlengkapan belajar.
Setiap tindakan dilakukan dengan ketulusan yang sederhana namun bermakna besar. Tak ada tepuk tangan, yang ada hanyalah suara lembut kain pel di lantai dan langkah-langkah tenang di antara meja-meja kosong.

Kegiatan ini pun menggugah hati para orang tua. Tak sedikit yang menyampaikan apresiasi mendalam kepada guru-guru yang tetap hadir dan bekerja saat liburan hanya demi satu tujuan mulia.
Hal inì dilakukan tak lain untuk menghadirkan ruang belajar yang nyaman, bersih dan membangkitkan semangat baru bagi anak-anak saat tahun ajaran dimulai.
Di balik diamnya ruang kelas, ada tangan-tangan penuh cinta yang terus bekerja. Ada semangat yang tak mengenal lelah dan ada pengabdian yang tak pernah mengenal tanggal merah.
SDN 19 Martapura bukan hanya tempat belajar, ia adalah taman pengharapan. Dan para guru yang menjaganya adalah para penanam benih yang tak pernah berhenti menyirami meski musim libur tengah berlangsung. (*)